Welcome Guest. Sign in or Signup

0 Answers

BUDAYA PATRIARKI DI INDONESIA

Asked by: 4 views Uncategorized

BUDAYA PATRIARKI DI INDONESIA

Mengulas masalah budaya patriarki, rupanya mengembangnya peradaban di Indonesia susah untuk lepas dari tembok besar patriarki. Patriarki ada semenjak leluhur yang sampai saat ini tersosialisasi dari angkatan ke angkatan dan menempel pada kehidupan warga seperti budaya loh. Patriarki mewujudkan keyakinan yang dikuasai oleh lelaki daripada wanita. Patriarki asal dari kata ‘Patriarkat’ yang bermakna susunan peletakan lelaki sebagai pemegang peranan khusus yang sentra daripada gender yang lain (Irma Sakina dan Dessy Hasanah Siti, n.d.).

Budaya ini tempatkan wanita sebagai makhluk kelas dua yang ditempatkan dengan subordinat dengan batas di mana mereka tidak bisa melebihi standar posisi peranan khusus atau lelaki. Pada buku The Orgin of the Famili, Privat Properti, and the State yang dicatat oleh Frederic Angels, menerangkan jika patriarki adalah bentuk organisasi politik yang membagikan ketidaksetaraan kekuasaan di antara wanita dengan lelaki.

Bila kita kilas balik ke saat lalu, di mana lelaki ditaruh pada kekuasaan hierarki paling atas dan wanita ada di bawahnya yang terlihat pada praktik agama Yahudi wanita dipandang untuk sumber pencemaran, inferior dan najis. Dari stigma itu, wanita dilarang mendatangi upacara keagamaan dan cuma dibolehkan ada di rumah beribadah. Dan, dalam warga Budha di tahun 1500 SM, wanita dinikahkan saat sebelum klik disini capai saat puberitas dan mereka tidak mendapat hak pendidikan, hingga beberapa pada mereka jadi buta huruf. Begitupun di Indonesia saat saat penjajahan Belanda dan Jepang, wanita dijadikan budak sex untuk tentara-tentara asing yang bekerja di Indonesia, dan ada ketentuan-peraturan yang dibuat untuk larang wanita mengenyam pendidikan, terkecuali wanita sama kelas priyayi atau bangsawan (ConventionWatch, 2007).

Titik pusat patriarki yang penting selalu untuk jadi perhatian ialah bagaimana bila peradaban ini tidak bisa lepas dari budaya itu. Apa yang terjadi pada negara apabila sudah semacam itu?. Negara Indonesia menulis dari tahun ke tahun angka kasus kekerasan gender semakin meningkat walaupun, dinamikanya naik-turun. Catatan tahunan 2022 dari Komnas menulis jika pada tahun 2021 kasus kekerasan gender sejumlah 338.496. Jumlah itu adalah kenaikan dari tahun 2020 sekitar 49.7% dari 226.062 kasus. Bentuk kekerasan pada wanita itu ke arah sampai ke penghinaan seksual berbentuk pemerkosaan, marital rape, incest, pencabulan, eksplorasi seksual dan beberapa bentuk kekerasan lain baik secara verbal atau fisik.

Imbas yang lain terikut oleh konstruksi patriarki ialah domestikasi gender. Pada kerangka domestikasi gender ini lelaki dipasangkan dalam status kepala rumah tangga sesudah menikah yang bertanggungjawab penuh atas keperluan rumah tangga, sedangkan wanita dibatasi oleh cakupan lokal seperti mengasuh, layani dan menjaga rumah tangga. Dari pandangan itu, lelaki akan dilihat negatif bila tidak penuhi tuntutan ekonomi demikian dengan wanita yang tidak memiliki cukup ruangan gerak untuk berperan serta dalam ranah kehidupan yang lain.

Ingat kah kalian di tahun 2016, Indonesia sebelumnya sempat digemparkan kasus Yuyun siswa SMP di Bengkulu yang dibunuh dan diperkosa lantas dibuang ke jurang sedalam lima mtr.. Aktor ialah 14 remaja di bawah usia sehabis minuman keras dan dampak video pornografi (Hana, 2016). Sekretaris Nasional Wanita Mahardhika, Mutiara Ika Pratiwi mengatakan jika akar persoalan dari kasus penghinaan pada wanita terjadi karena budaya patiarki yang mendarah daging di Indonesia. Pola berpikir yang terjaga atas budaya patriarki mengobjektifikasi wanita sebagai makhluk yang tidak punyai kontrol dan kuasa atas badannya. Dalam masalah ini, Mutiara Ika Pratiwi menilai jika pemerintahan telat untuk mengetahui kasus penghinaan seksual pada wanita yang catatannya semakin bertambah dari tahun ke tahun.

Answer Question