Indonesia Bisa Jadi Pusat Industri Furniture Berkelanjutan Dunia
Asked by: comerif362 3 views Uncategorized
Indonesia Bisa Jadi Pusat Industri Furniture Berkelanjutan Dunia
Indonesia lewat Federasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia atau ASMINDO jadi tuan-rumah tatap muka Dewan Federasi Pebisnis Mebel Asia (CAFA) ke-41, Selasa (27/2/2024).
Liputan6.com, Kabupaten Tangerang Industri mebel menjadi satu diantara industri yang memiliki kekuatan besar untuk Indonesia. Di tengah-tengah melemahnya kegiatan ekonomi visit here yang karena keadaan global yang tidak konstan karena melemahnya keinginan dan peperangan, industri ini tetap menyumbangkan nilai export yang krusial dan memberikan dukungan aktivitas industri pariwisata dan hospitality sejumlah Rp 16 triliun.
Bersamaan dengan peralihan cuaca yang makin ramai dan perubahan customer yang makin memerhatikan lingkungan dalam pembelian produk mebel membuat Dewan Federasi Pebisnis Mebel Asia-Pasifik (CAFA) terdorong untuk ambil langkah pro aktif saat mempromokan praktik-praktik kebersinambungan dalam industri mebel dengan mengangkat program “Bamboo as a Substitute for Plastics”.
Saat tindak lanjuti program itu, Indonesia lewat Federasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia atau ASMINDO jadi tuan-rumah tatap muka Dewan Federasi Pebisnis Mebel Asia (CAFA) ke-41, Selasa (27/2/2024).
Ketua Umum ASMINDO, Dedy Rochimat menerangkan, Indonesia memiliki kekuatan yang bisa diperkembangkan untuk jadikan Indonesia sebagai pusat peningkatan dan produksi mebel berkesinambungan dunia.
“Indonesia memiliki kekuatan menjadi pusat peningkatan dan produksi mebel kelas dunia. Kita memiliki kekayaan banyak yang menyebar di berbagai pulau, khususnya berkaitan berbahan baku industri mebel yang berkesinambungan,” tutur Dedy.
Inisiasi ini didorong karena kurang kuatnya nilai export mebel dan kerajinan Indonesia dari tahun ke tahun. Untuk contoh, nilai export pada masa Januari-September 2023 menurun 28% dibanding tahun 2022, yakni dari USD 2.5 miliar jadi cuma USD 1.8 miliar.
Mengangkat topik “Promoting Sustainable Mebel Ecosystem, Leading to Net Zero Emission”, ASMINDO ajak investor luar negeri untuk membuat industri mebel yang berkesinambungan di Indonesia lewat pembangunan pusat penelitian bahan baku yang berkesinambungan, kenaikan kemampuan SDM, kenaikan pada marketing, dan transisi informasi pasar.
Sebagai salah satunya cara untuk merealisasikan harapan itu, ASMINDO tanda-tangani dua nota kesepakatan atau MoU dengan Federasi Mebel Nasional Tiongkok (CNFA) dalam berbagai kerja sama vital.
Awalnya, Himpunan Industri Furniture dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) bersama Pemerintahan setuju menarget export furniture dan kerajinan sebesar USD 5 miliar di tahun 2024.
Tetapi, HIMKI mengetahui saat mewujudkan sasaran di atas dibutuhkan support dari berbagai faksi, yakni pemerintah; aktor usaha industri furniture dan kerajinan baik rasio kecil, menengah, atau besar; beberapa desainer; dan stakeholder yang lain termasuk media dan organisasi swasta yang lain yang concern pada perubahan industri furniture dan kerajinan nasional.
Ketua Umum Himpunan Industri Furniture dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur, memaparkan sembilan cara yang perlu disanggupi untuk capai sasaran export sebesar USD 5 Miliar di tahun 2024.
Langkah awal, yaitu kecukupan supply bahan baku khusus dan bahan pendukung. Tersedianya bahan baku yang berkualitas dengan kestabilan harga jadi faktor pemasti daya saing industri furniture dan kerajinan.
Untuk penuhi keperluan kayu minimal 30 % dari jumlahnya keperluan sampai saat ini tetap dihadirkan dari Import, karena masih minimnya suplai kayu perkakas (kayu keras) dari teritori rimba dalam negeri.
“Pertimbangkan sasaran export furniture dan kerajinan sebesar USD 5 miliar di tahun 2024, di mana dari nilai itu 55 % tetap berbentuk produk dengan bahan baku kayu atau sama dengan ±12 juta m3 kayu bundar dari berbagai tipe kayu dengan kualitas dan standard yang diinginkan pasar,” kata Abdul dalam info tercatatnya, di Jakarta, Selasa (2/1/2024).